Kadang aku heran,
Untuk siapa ombek itu bergulung?
Untuk siapa bintang itu berkedip?
Untuk siapa daun-daun itu melambai?
Untuk siapa angin itu bertiup?
Dan tanpa aku sadari, aku hanya berjalan lalu mendengar satu kata
Allah… Allah…
Aku bersujud di atas sajada kumal
Bertanya-tanya,
Untuk apa aku bersujud?
Di atas sajadah kumal dahiku menempel
Rendah… sangat rendah…
Inilah derajatku
Lebih rendah dari binatang
Lebih kotor dari sajadah kumal
Tapi aku selalu menepisnya
(ziqy zest, 10/9/2007)